Penyebab Tumbuhnya Faham Agama Yang Salah (Oleh : Ronny Leung)

Beberapa waktu ini saya melihat beberapa TS dan koment teringat saya akan beberapa kata-kata mutiara dari Gus Dur dan Gus Mus tentang agama, manusia dan Tuhan.
Perjalanan hari ini saya mendapatkan suatu pencerahan, suatu kesimpulan dari keadaan - keadaan sekarang ini. Seperti kita tahu beberapa manusia tambah lama tambah aneh, semakin ribet dan tidak logis.

Seperti contoh :
1.Pemimpin agama yang mengajarkan kebaikan dan kasih malah di liberal-liberalkan,disesat2kan dan dihujat, contoh : Gus Dur,Gus Mus, Kyai Said dll
2.Tokoh2 pembaharu dan reformis dalam pemerintahan selalu diserang kalau tidak SARAnya, ya difitnah, dicari kekurangannya ataupun kesalahannya sekecil mungkin utk menyenangkan hatinya.
Contoh :
Jokowi seorang muslim dikatakan komunis,PKI, anak Wong Fei Hung lha, Ahok, wah apalagi Ahok,perjuangannya menata kota DKI,mengentas kemiskinan malah dihujat dan di dajjal2kan, belum lagi yang lain mulai dari Ridwan Kamil,Tri Risma dll

Penyebab Umum :
1.Politik Busuk
Politik busuk adalah politik tanpa nurani, moral dan etika. Politik busuk adalah adalah muara semuanya itu, para koruptor, politisi busuk memakai media internet sebagai alat menyerang profil yang mereka tolak, mulai dari isu SARA sampai berita bohong mereka sebarkan. Mulai dari akun bodong sampai grup2 fitnah medsos mereka luncurkan. Sudah lama kita ketahui negeri ini adalah negeri kaya tapi salah urus, 350 tahun lebih negeri ini dijajah asing, tapi 32 tahun Orba negeri ini juga tetap terjajah oleh londo rambut ireng kata Buya Syafii Maarif alias diajajah bangsa sendiri, kaum oportunis yg bekerja dengan kekuatan asing utk mengambil alih kekuasaan dan akhirnya semua kekayaan alam negeri ini tetap dikuasai perusahaan2 asing sebagai imbal balik dukungan mereka. Suriah,Libya,Afganistan dll yg mereka alami sekarang sudah kita alami tahun 1965 dulu. Reformasi tahun 1998 menumbangkan kekuasaannya tapi bukan memutus siklusnya, secara politik tumbang tapi kekuatan finansial dan pengaruhnya dalam politik kita tidak hilang, kalau anda jeli mereka bermetamorfosis menjadi beberapa partai dan setiap pemilu selalu mereka munculkan partai baru menggantikan yg gagal, dan khasnya mereka selalu bergabung nantinya diparlemen suatu trik yg cerdik. Hidup mereka dengan isu2 fitnah , berupaya menggoyang pemerintah, menciptakan kesan bahwa reformasi ini gagal supaya mereka bisa naik tampuk kekuasaan kembali. Dan mereka disokong kuat rekan mereka pemerintahan asing diluar sana, lebih gampang anda mencari situs radikal di google drpd mencari situs2 NU dll

2. Ideologi
Indonesia negeri Bhinneka Tunggal Ika sejak dari dulu dibangun kuat oleh golongan nasionalis dan agamis, tokoh2 nasionalis spt Soekarno,M Hatta,Ki Hadjar Dewantara dll bergabung dengan tokoh2 agamis mulai dr Hadratus Syaikh KH Hasyim Asyarii,KH Wahid Hasyim,KH Wahab Chasbullah,KH AHmad Dahlan dll bersatu melawan penjajah dan berjuang utk kemerdekaan negeri ini. Tapi di negeri ini masih tetap ada ideologi yang lain yaitu faham2 radikal turunan DI TII, dll yang ikut hidup dan berusaha eksis. Sama tujuan sama arah akhirnya mereka bergabung dgn kekuatan finansial dan media kekuatan lama Orba. Jadi jangan heran kalau mereka selalu berkoalisi dan saling mendukung, dan jurus2 media2 internetnya hampir sama yaitu fitnah dan pembalikan fakta, yg diserang adalah tonggak2 negara ini yaitu pemerintah,NU dll.

Penyebab Khusus :
Motif beragama
Kembali ke pokok pembicaraan awal.
Isu2 fitnah, SARA dan pemutar balikan fakta itu cilakanya dijadikan pegangan beberapa orang yg menganggap itu sebagai kebenaran.
Saya beberapa kali membaca koment2 dari mereka, hampir semua tanpa dialog,langsung stempel dan tanpa logika. Mereka lebih percaya berita dari situs radikal daripada pemuka agama yg jelas pendidikannya,ilmunya dan kiprahnya spt Prof Quraish Shihab,Kyai Said, Gus Mus dll, mereka lebih berpegang pada berita hoax sebagai tumpahan kekecewaan dalam hidupnya.
Agama disangkut-sangkutkan, akhirnya nekat utk membenarkan diri Kyai,prof pun dihujat padahal pendidikan agamanya juga tdk jelas, dan tujuan beragamanya pun tentu tdk jelas juga. Tuhan dipikirannya menjadi Tuhan yg aneh dan tdk konsisten, harus sesuai nafsunya.
Mungkin sekali2 kita merenung apa motif beragama kita, kita mau tobat atau mau benar sendiri, mau merubah diri atau sibuk memfitnah orang. Manusia hakikatnya adalah makhluk yg penuh motif, bahkan beragama pun tdk terasa motifnya juga mempengaruhinya,

Mari kita lihat motif2 salah dalam beragama dibawah ini :
1.Kekuasaan / Pengaruh
Tidak hanya didunia sekuler, didalam rumah ibadahpun nafsu manusia akan kekuasaan terlihat, ayat dipotong2 utk mendukung keinginannya. Saling sikut utk mendapat kekuasaan dan pengaruh dalm komunitas agamanya, maka tdk heran trik fitnah dan menjatuhkan pun dilakukan.
2.Harta / Uang
Kita lihat sekarang ini banyak orang beragama motif terselubungnya adalah uang, kalau di kristen namanya teologi kemakmuran, sy lihat di islam sendiri juga ada meskipun caranya berbeda. Marketing dan manajemen dilakukan utk mencapai target, rumah ibadah tdk ada bedanya perusahaan, etika dan moral disingkirkan akhirnya menjadi cemooh masyarakat luas.
3.Eksistensi/Politik
Banyak tokoh yg memakai agama sebagai kendaraan mencapai tujuan politik dan eksistensi mereka, itu kenapa serangan SARA, fitnah sering dilakukan. Etika dan norma dikesampingkan yg penting tujuan mereka tercapai.

Beberapa waktu saya berkecimpung dalam grup sahabat Gus Dur saya mendapatkan banyak pencerahan dan pengetahuan, ternyata kita meskipun berbeda tapi satu tujuan. Kita Bhinneka Tunggal Ika.
Bersaudara dalam perbedaan memperkaya pengetahuan kita.
Bersatu dalam perbedaan itulah kekuatan dan hakikat negeri ini.
Meskipun kita berbeda agama, suku dan ras miliki motif yg sama dalam beribadah, beragama dan ber-Tuhan yaitu kebaikan, kebenaran. Itulah cara utk melawan faham yg salah, motif yg keliru dalam beragama, berbangsa dan bernegara.

Semoga Tuhan selalu memberkati dan menjaga kita semua sebagai satu nusa, bangsa dan bahasa yaitu Indonesia.

Komentar

  1. Setuju, tapi ke 3 motif tersebut sepertinya tdk solid bagi yg melakukannya artinya bias berubah atau bergeser. Motif menguatnya/ diakuinya ideology sesat yang dengan segala cara dan segala kesempatan dimunculkan, jauh lebih merusak.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pekerjaan Rumah Dari Gus Dur (Oleh : Ievyani Liebedich)

6 Prinsip Bela Negara Atas Pemahaman Sejarah (Oleh : Ayah Debay)

Pluralisme (Oleh : Ronny Leung)