Pluralisme (Oleh : Ronny Leung)

Pluralisme adalah suatu faham atau pengertian menerima perbedaan dalam suatu masyarakat majemuk, saling menghormati dan bertoleransi antar anggota masyarakat untuk mencapai tujuan bersama dalam hidup.

Dalam sejarah dunia telah memberikan pelajaran berharga bahwa ajaran sekterianisme, pengelompokan telah membuat kesengsaraan dan peperangan dalam dunia.Kesejahteraan dan kedamaian yang diidam idamkan akan tercabik - cabik dalam kehidupan masyarakat yang majemuk. Peperangan karena agama, suku dan ras telah mengakibatkan penderitaan bagi umat manusia itu sendiri. Beberapa contoh peperangan karena faham sekterianisme adalah perang Rwanda (Suku Tutsi dan Hutu), Perang Ambon (Kristen  dan Islam), Perang Serbia - Bosnia, dll.

Kenapa terjadi perang antar manusia ?
Karena adanya kepentingan politik, kekuasaan, uang dan penguasaan wilayah. Sentimen agama, suku dan ras adalah komoditas murah meriah untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau golongan. Kaum marjinal diadu sedangkan kaum borjuis mendapatkan keuntungannya.

Itulah kenapa di dunia timbullah pemimpin - pemimpin yang berjuang menolak faham sekterianisme seperti Gandhi di India, Nelson Mandela di Afrika Selatan, Martin Luther King Jr. di Amerika, Madam Theresa di India dan tentunya Gus Dur di Indonesia.

Sebagai negeri yang terdiri atas 350 juta penduduk, 17 ribu pulau, 1.300 suku dan ratusan kepercayaan dan agama Indonesia adalah negeri yang potensial dan riskan perpecahan. Sejarah negeri ini telah memberikan pelajaran bagi kita bahwa faham-faham ekslusifitas, sekterianisme, radikalisme, permusuhan telah memberikan kesengsaraan bagi rakyat. Indonesia adalah jamrud katulistiwa dimana di negeri ini terdapat kekayaan alam yang luar biasa, mulai dari laut yang kaya akan ikan, hutan, tambang dll itulah kenapa beberapa kali dalam sejarah negeri ini terdapat peristiwa berdarah perpecahan dan perang saudara.

Itulah kenapa pendiri negeri ini sadar potensi dan ancaman yang akan dihadapi bangsa ini dalam melangkah kedepan sebagai bangsa yang satu. Dasar negara Pancasila, UUD 1945, semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah wadah bagi masyarakat majemuk Indonesia utk hidup damai berdampingan sebagai bangsa yang besar, sebagai bangsa yang kuat dalam hubungan dengan bangsa -bangsa lain didunia.

Banyak tokoh-tokoh bangsa ini mulai dr Ir.Soekarno,Muhammad Hatta,KH Hasyim Asyarii dll meletakkan pondasi bangsa ini sebagai bangsa majemuk yang bersatu, satu dalam negara kesatuan Indonesia.

Salah satu tokoh besar yang memberikan pemahaman pluralisme bagi bangsa ini adalah KH Abdurrahman Wahid yang biasa disebut Gus Dur. Gus Dur memberikan contoh keteladanan pemimpin yang benar bagi bangsa ini mulai dr kesederhanaan hidup,kerendah-hatian, humoris dll. Kedalaman berpikir dan ajaran pluralismenya telah menjadikan bangsa majemuk ini menjadi bangsa yang damai dan kuat,

Kita tidak bisa menolak perbedaan atau membenci perbedaan karena itulah bukti Ke Maha Besaran Tuhan terhadap ciptaanNya, tidak ada 6,5 milyar manusia yang sama persis didunia ini, tidak ada sama persis meskipun anak kembar, tidak ada sama persis meskipun satu suku, tidak ada sama persis meskipun satu agama. Selalu ada perbedaan baik fisik, pikiran maupun lainnya. Kita tdk bisa menolak perbedaan itu karena kita semua memang berbeda, kita tdk bisa membenci perbedaan itu karena akan habis waktu kita membenci 6,5 milyar manusia yang lain. Yang bisa kita lakukan dalam hidup adalah mengakui dan menerima perbedaan itu dan hidup damai dan toleran sebagai anggota masyarakat sebagai suatu pernyataan Ke Maha Besaran Tuhan dalam menciptakan ciptaanNya.

Saya kutip sebuah kata mutiara dari KH Abdurrahman Wahid sebagai penutup :

' Marilah kita bangun bangsa dan hindarkan pertikaian yang sering terjadi dalam sejarah. Inilah essensi tugas kesejahteraan kita yang tdk boleh kita lupakan sama sekali. Bukankah dengan demikian menjadi jelas bagi kita bahwa menerima perbedaan pendapat dan asal muasal bukanlah tanda kelemahan, melainkan menunjukkan kekuatan '

KH Abdurrahman Addakhil Wahid
7 September 1940 - 30 Desember 2009

Ditulis oleh : Ronny Leung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pekerjaan Rumah Dari Gus Dur (Oleh : Ievyani Liebedich)

6 Prinsip Bela Negara Atas Pemahaman Sejarah (Oleh : Ayah Debay)