Sebuah Kajian Singkat Tentang Islam Di Indonesia (Oleh :Amiruddin Faisal,Admin SGD)
Sebuah Kajian Singkat Tentang Islam Di Indonesia
Oleh :Amiruddin Faisal,Admin SGD
Manusia hari ini sudah tidak di kategorikan sebagai manusia lagi tetapi sebagai suatu nilai nominal matematik atau angka.
Islam itu something dan Muslim itu something other sebagaimana islam adalah sesuatu dan orang Muslim nusantara adalah sesuatu yang lain atau berbeda
Islam itu something dan Muslim itu something other sebagaimana islam adalah sesuatu dan orang Muslim nusantara adalah sesuatu yang lain atau berbeda
Masihkah kita melihat Indonesia dan Nusantara 30 – 50 tahun yang akan datang? Secara biologis mungkin iya tetapi secara ideologinya dimana? Ini bukan kalimat pesimis tapi ini adalah suatu hal yang memicu nalar kita untuk membangun suatu optimisme bahwa kalau bukan sekarang kapan lagi yang dimana kita sebagai orang yang mengaku lahir dari tanah air Kita ini”.
“Sejak Rasulullah SAW Wafat, selama tiga hari tiga malam, itu Rasulullah SAW belum di semayamkan, sementara Abu Bakar sibuk berdiskusi, bermusyawarah tentang tata cara teknis pemilihan pemimpin. Rasulullah SAW tidak meninggalkan satu tekspun tentang tata cara pemilihan pemimpin. Dan itupun tidak ada di Al-Quran dan Al-Hadits.
Apa hasil kesepakatan pada saat itu adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq menggunakan pendekatan Bai’at dari seluruh pemimpin-pemimpin Kabilah sedangkan dari Abu Bakar ke Umar Bin Khattab, tidak menggunakan metode-metode seperti itu lagi tapi Abu Bakar menunjuk langsung Umar untuk menggantikan kekhalifahannya
Serta dari Umar Bin Khattab ke Usman Bin Affan yakni dengan membentuk satu komite yang disebut Electoral College. Ada tujuh orang yang dipilih untuk memilih pemimpin menggantikan Umar dan salah satu dari tujuh orang itu adalah anak Umar yang bernama Abdullah Bin Umar tetapi Umar Bin Khattab kepada Abdullah diantara tujuh orang hanya Abdullah yang tidak punya hak untuk dipilih, dia hanya punya hak memilih. Begitupun dengan pemilihan Ali Bin Abi Thalib juga menggunakan metode yang sama.
Pasca Ali Bin Abi Thalib muncullah yang disebut dengan Muawiah Abu Sufyan yang mempersiapkan anaknya untuk menggantikan Ali dan terjadilah perang antara kubu Aisyah dengan Kubu Ali dan sebagainya. Dari sinilah lahirnya kepemimpinan Islam yang bersifat keturunan”.
“Kenapa Islam Indonesia memilih pendekatan demokrasi pemilihan langsung? karena dia merujuk pada pendekatan Bai’atnya Abu Bakar Ash-Shiddiq. Diamana setiap warga negara apapun dengan persyaratan itu berhak untuk menentukan pilihannya, salah benar, pintar atau tidak, itu bukan urusan, tetapi negara telah memberikan keluasan kedaualatan politik pada rakyatnya untuk memilih pemimpinnya
Dan yang terakhir yang saya ingin sampaikan bahwa Pancasila ini bersifat final. Dialah Pancasila yang mampu menterjemahkan nilai-nilai keberagamaan kita, nilai nilai jati diri bangsa kita, kita dan Pancasila adalah merupakan Konstitusi negara yang mengejawantahkan nilai-nilai agama yang banyak di Indonesia.
Bagi yang berlogika cingkrang, bersumbu pendek,dan sering meneriakkan yel yel sambil mengencangkan leher dan mengepalkan tangan dan mengacung acungkan pedang, dan tentang yang gagal pahamnya memaknai pancasila. apabila anda ingin melihat prototipe Islam pada zaman Rasulullah SAW, lihatlah Indonesia. Ratusan kabilah pada saat itu dipimpin oleh Rasulullah SAW, banyak agama yang dipimpin oleh Rasulullah SAW dengan satu sistem pemerintahan yang disebut dengan piagam Madinah yang memiliki tiga item yakni, pertama dia menggunakan persaudaraan sesama muslim, kedua persaudaraan sesama bangsa Arab dan yang ketiga adalah persamaan antara agama dan agama”.
“Jadi itu di atur sebagaimana Pancasila, makanya Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai teks terakhir yang diusulkan oleh Bung Karno, itu di tempatkan pada posisi pertama pada saat BPUPKI mengetuk palunya. Di Indonesia meman memiliki berbagai macam agama, tapi setiap agama pasti mempercayai bahwa Tuhan itu hanya satu. Makanya sila kedua kemanusiaan adil dan beradab meskipun hari ini kemanusiaan adil dan beradab berganti menjadi kemanusiaan yang adil dan biadab. Persatuan Indonesia menjadi seperatisme dimana-mana. Kerakyatan yang dipimpin hikmat kebijaksanaan berubah menjadi Elitisme, bagaimana mana bisa ada keadilan sosial bagi seluruh rakyak Indonesia, yang ada hanyalah keadilan bagi keluarga dan kerabatnya sendiri”.
Lima puluh persen umat Islam di dunia berada di Indonesia yang berarti lima puluh persennya berada di timur tengah. Semua negara timur tengah mengkalim negara Islam, tetapi perhatikan hari ini. Negara Islam Suriah, Yaman, Mesir hancur, Arab Saudi tinggal menunggu waktu, Irak selesai, Libya apa lagi, mereka semua mengklaim bahwa mereka adalah negara Islam, meskipun pemerintahannya kerajaan, meskipun mereka perdana menteri, meskipun mereka republik. Tetapi Indonesia tidak menggunakan kalimat negara Islam, dia punya Pancasila sebagai sublimasi dari negara ajaran-ajaran Islam.
Dan kenapa Syekh Muhammad Alwi Al-Maliki al-Hasani melihat banyak orang Indonesia dibelakang kanannya Rasulullah SAW karena INDONESIA adalah negara yang masyarakatnya yang paling banyak bershalawat kepada Rasulullah SAW dan adalah umat yang ada di Indonesia serta yang terakhir apabila anda ingin mengetahui suku di dunia, satu-satunya umat komunitas di dunia yang paling panjang waktu Maulidnya itu hanya ada dI INDONESIA.
Mari kita berjuang dengan keluhuran, bukan karena kemahsyuran dan keturunan.
Orang yang berjuang dengan keluruhan ketika dipuji, itu tidak membuatnya terbang dan ketika dicaci tidak membuatnya tumbang.
Itu semua adalah bekal yang penting buat kita.
Orang yang berjuang dengan keluruhan ketika dipuji, itu tidak membuatnya terbang dan ketika dicaci tidak membuatnya tumbang.
Itu semua adalah bekal yang penting buat kita.
Komentar
Posting Komentar