Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Hari Santri 22 Oktober 2017 di Pesantren Gedongan Cirebon

Gambar
Satu minggu sebelum hari santri Gus Amiruddin Faisal memberitahu kami para admin grup Sahabat Gus Dur sebuah undangan perayaan Hari Santri Minggu 22 Oktober 2017 di Cirebon. Saya, Pak Teddy dan sahabat saya Andre dengan antusias menyambut undangan itu, menetapkan hati untuk berangkat. Sebuah perjalanan pencerahan kembali? Setahun berlalu sejak ajakan beliau lagi di Rembang, Agustus 2016 di Pesantren Raudlatut Thalibin bertemu sosok besar nan sederhana dengan senyum dan cerita - cerita lucunya. KH Ahmad Mustofa Bisri, sosok yang memberi saya banyak pencerahan dan semangat kembali untuk menatap hidup ini. Kadang hidup memberi kita banyak masalah dan musibah dan kita kehilangan daya dan akal untuk menghadapinya. Tapi sejak pertemuan itu saya mendapatkan banyak pencerahan dan motivasi bukan hanya lebih kuat tapi yang terutama menjalani hidup yang lebih damai dan apa adanya. Kembali ke rencana kami berangkat ke Cirebon, undangan itu bagaikan refresh buat saya ditengah kesibukan ke

Sang Sutasoma, Sepenggal Kisah Tentang Pluralisme (Oleh M. Irfan Ilmie Dan I Made Argawa)

Gambar
Sore itu, ratusan orang dengan mengenakan pakaian adat Bali memadati altar di salah satu anjungan di kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. Bagi tim kesenian Pemerintah Kota Denpasar merupakan suatu kebahagiaan bisa tampil di anjungan Bali untuk menyemarakkan HUT ke-39 TMII, Sabtu (19/4). Saat jarum jam menunjuk pukul 19.00 WIB, panitia mempersilakan tim kesenian tersebut naik panggung untuk membawakan Tari Jempiring Putih dan Tari Kedis Tenggek. Melalui olah gerak dan apik, kedua tarian tersebut seolah mengajak audiens untuk melestarikan flora dan fauna. Kedua tarian itu menjadi pembuka drama dan tari berjudul Sang Hyang Dewi Uma, dimulai "Gong Kebyar" sebagai pengantar para pemain naik panggung. Drama tari tersebut menceritakan Dewi Uma yang diutus turun ke bumi untuk mencari susu lembu sebagai obat oleh Dewa Siwa. Dewi Uma bertemu dengan Gopala sebagai pengembala lembu. Dewi Uma lantas menceritakan apa maksud dan tujuannya datang ke bumi untuk mendap